Untukmu sang waktu, 5 tahun lalu pikiran itu kembali, sepertinya aku mulai paham, apapun sebabnya pahamilah, aku takan jauh. Minimal inilah upayaku tuk kembali meraih apa yang terabaiakan 5 tahun terakhir. Aku sadar sejatinya di sanalah harusnya aku bekerja dengan sangat keras. Aku menyebutnya bukan sebuah kesia-siaan, ini hanyalah pengijabaan doa yang tengah tertunda karena kekeliruan sang empu pemohon. Olehnya maafkan aku, semoga aku bisa mengejar ketertinggalan ini. Ya, semoga.
------
Menangislah, jika sekiranya menangis itu bisa membuatmu sedikit lebih baik
Menangislah, jika sekiranya menangis itu bisa mengurangi amarah di dadamu
Menangislah, jika sekiranya menangis itu bisa lebih memancar ketulusan hatimu
Menangislah, jika sekiranya menangis itu bisa membuatmu bangkit
29/08
Semoga malam ini telah cukup kebingunganku beberapa bulan terakhir. Berada di rentetan pilihan, memilih di antara beberapa pilihan, semoga Allah ridha dengan tiap perjalanan ini, karena sungguh setiap keputusan tidak lain hanya mencari ridhonya. Tersisa sepekan sebelum keberangkatanku ke Surabaya, ada begitu banyak PR yang tidak usai, belum di jamah dan juga ditangisi akhir-akhir ini. Nyaris 5 bulan sudah jemariku kaku tidak berkish di keyboard handphoneku. Rindu rasanya, dan benar-benar rindu. Terhitung telah ratusan kisah luar biasa mengarungi perjalananku yang ku abaikan begitu saja. Mengingat rasa-rasanya tidak lagi ada waktu, karena pikiran baru dan muncul dengan cepat selalu menghadangku untuk mencarikan solusi agar tertunaikan secepat mungkin.
Di penghujung Agustus, aku kembali meriview realisasi mimpi, setidaknya ada beberapa perlahan terwujud, meski dengan cara-cara yang tidak terduga, lewat tahapan panjang penuh air mata dan kegalauan. Oh Allah, inikah takdirku?
Yang aku tahu, sebulan ini aku belajar dari doa-doa panjang dan lewat sholat istikharah yang ternyata tepat dijadikan satu-satunya solusi di setiap permasalahan. Sungguh, bersujud tidaklah semudah yang terkira, tetapi saat ikhlas selalu dirindukan berlama-lama.
Malam ini, aku rindu dengan keheningan, lampu kamar yang aku matikan, hanya layar putih handphone yang menyinari. Allah, bisa kah engkau pertemukan aku dengan orang yang sama? Suka gelap, dan sangat bergantung pada subuh? Jika subuhku baik, maka baiklah kemudian.
Ada banyak hal yang tidak semestinya terangkai menjadi kalimat, keegoisanku misalnya. Kota impian Bandung yang belum menjadi pijakanmu untuk tlajar banyak, ahh Surabaya semoga bisa menjadi pengganti yang baik. Demikianlah tiap kesulitan dan ujian hidup ada-ada saja jalan Allah menukarkan dengan hal serupa, atau mungkin lebih baik di waktu dan tempat yang tidak pernah salah. Aku sadar, Allah maha Indah sang pemilik segala kisah menakjubkan yang tidak satupun mampu membersamainya. Peristiwa ajaib terasa mustahil, atau peristiwa yang dinanti namun terganti, semua ini terencana tanpa tepi, apik dan rapi itulah sebab tiada alasan tidak butuh padaNya.
Dalam lamunan malam, ataupun dalam lamunanku saat aku rindu dekapan sosok penyemangat yabg tidal melulu tentang makhluk manusia. Ingin kutuliskan peristiwa se apik mungkin, hatiku tolong berimbanglah dan bermain cantik. Srtan di sampingku bisakah anda diam, sebentar saja, sedkit saja tidak mengganggu agar tertunaikan impian ini?
Munculnya berbagai macam pertanyaan klasik dari orang lain yang pada dasarnya juga mejadi pertanyaan pada diri sendiri sering kali mnambah isakan ini. Tolong, cerewetku tanpa anda ketahui hanyalah dalih agar aku tenang.
Tolong, hargai kesukaanku dan pahami mau ku wahai diri. Entah kenapa saat berada di gunung damai ini terhampas bagai di syurga. Ini hanya dunia, tetapi penat ini sekiranya lepas tanpa aku ceritakan pada siapa-siapa. Oh, tapi perlu dipahami, kesukaanku satu ini aka terhenti untuk waktu yang panjang.
Wajar saja dunia ini fana, tetapi aku tiada dusta. Tempat ini sungguh itimewa, aku tidak pernah yakin akan kembali mengulang meski hanya sekali. Mengapa rasanya waktuku tersisa sebentar?
Pahamilah, jika pada dirimu sendiri saja pun kamu tidak mampu berterus terang, bagaimana mungkin pada orang lain?
*Kuat dan tegarlah di jalan Islam, karena cahaya terus pancarkan sinar
*Jika kamu merasa jika saja sendiri itu berat itulah sebab dawkah wajib berjalan terus dan terus. Karena dari sana ada teman tuk berjuang.
*Dari beberapa ayat Alqur'an, jika saja kamu termasuk yang munafik, kafir dan musyrik sekalipun Allah tidak pernah rugi, kamu lah yang merugi.
*Dalam perjuangan jangan selalu mengharap selain kekuatan dari RabbMu, karena sang makhluk pun berharap padaNya.
*Tentang dunia yang fana, siapa sangka waktumu begitu cepat yang bahkan selepas menuliskan ini saja pun tubuhmu diliang Lahat.
*Tiada perlu takut mati, karena mati adalah pasti. ya, sama-sama pasti untuk semua makhluk, manusia atau pun yang bukan. Tapi, takutlah neraka karena tidak semua manusia menempatinya.
*Intinya, takutilah apa yang harusnya ditakuti.
*Lalu? Seberapa besar planning mu pagi ini?
*Jangan menunggu waktu siang di kala masih pagi hari, jangan pula menunggu waktu petang dikala siang hari.
*Andai kata bisa terngiang dan tertulis di setiap sudut dan ruang.
WAFAT, WAFAT, WAFAT, AJALMU DEKAT AJALMU DEKAT AJALMU DEKAT
Sungguh aku khawatir lupa saking terlena.
Apa pula wahai manusia, ruginya hidup di dunia jika kelak tidak bertemu Allah dan Rasulullah...